TUGAS 2 IBD : MANUSIA
DAN CINTA KASIH
A.
Pengertian Cinta Kasih
Menurut kamus umum bahasa Indonesia
karya W.J.S. Poerwadarminta, cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau (rasa)
saying (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih atau sangat tertarik hatinya.
Sedangkan kata kasih artinya perasaan saying atau cinta kepada atau menaruh
belas kasihan. Dengan demikian arti cinta dan kasih hampir bersamaan, sehinga
kata kasih memperkuat rasa cinta. Karena itu cinta kasih dapat diartikan
sebagai perasaan suka kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas
kasih.
B.
Pengertian Kasih Sayang
Satu
istilah yang konotatif, dan tidak denotatif. Akan tetapi ia tidak akan muncul
dan berkembang tanpa adanya kehendak sesuatu pihak yang memberikannya. Sebelum
kita memberi kasih sayang kepada orang lain, sayangilah diri anda sendiri
terlebih dahulu dengan mencerminkan akhlak dan moral yang baik.Kasih sayang ini
sadar atau tidak, menuntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling
percaya, saling pengertian, saling terbuka masing-masing pihak sehingga antar
keduannya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh.
C.
Pengertian Kemesraan
Kemesraan
berasal dari kata dasar 'mesra', yang artinya perasaan simpati yang akrab.
Kemesraan adalah hubungan akrab baik antara pria dan wanita yang sedang dimabuk
asmara maupun yang sudah berumah tangga. Kemesraan merupakan perwujudan kasih
sayang yang telah mendalam. Cinta yang berlanjut menimbulkan pengertian mesra
atau kemesraan. Kemesraan adalah perwujudan dari cinta. Kemesraan dapat
menimbulkan daya kreativitas manusia. Kemesraan dapat menciptakan berbagai
bentuk seni sesuai dengan kemampuan bakatnya.
D. Pengertian
Pemujaan
Pemujaan
dimulai sejak manusia dilahirkan dengan akal yang dimilikinya. Manusia telah
berfikir kritis tentang alam dan kejadiannya. Hal ini dapat diwujudkan dengan
mengagumi dan bersyukur kepada Sang Pencipta. Dalam mencari bentuk-bentuk
pemujaan dapat berupa ibadah sebagai media komunikasi antara manusia dengan
Tuhan, membangun tempat ibadah yang sebaik-baiknya, mencipta lagu, puisi,
novel, film, dan sebagainya yang bertema mencintai Sang Pencipta.
E. Pengertian Belas Kasihan
Cinta
sesama ini diberikan istilah belas kasihan untuk membedakan antara cinta kepada
orang tua, pria-wanita,cinta kepada Tuhan. Perbuatan atau sifat menaruh belas
kasihan adalah orang yang berahlak.Manusia mempunyai potensi untuk berbelas
kasihan.Masalahnya sanggupkah dia menggugah potensi belas kasihanya itu.Bila
orang itu tergugah hatinya maka berarti orang berbudi dan terpujilah oleh Allah
SWT.
F. Pengertian Cinta Kasih Erotis
Cinta kasih kesaudaraan merupakan cinta kasih
antara oran-orang yan sama-sama sebanding. Berlawanan dengan kedua jenis cinta
kasih tersebut ialah cinta kasih erotis, yaitu kehausan akan penyatuan yang
sempurna. Pada hakekatnya cinta kasih tersebut bersifat ekslusif bukanuiversal.
Pertama - tama cinta kasih erotis kerap kali dicampurbaurkan dengan
pengalamanyang eksplosif berupa jatuh cinta. Tetapi seperti yang telah
dikatakan terlebih dahulu, pengalaman intimitas, kemesraan yang tiba-tiba ini
pada hakekatnya hanyalah sementara saja. Untuk mereka intimitas atau
kemesraan itu terutama diperoleh dengan cara hubungan seksual.
Ø Unsur – Unsur Cinta
1.
Care (Perhatian)
Cinta
harus melahirkan perhatian pada objek yang dicintai.
Kalau
kita mencintai diri sendiri, maka kita akan memperhatikan kesehatan dan
kebersihan diri. Kalau kita mencintai orang lain, maka kita akan memperhatikan
kesulitan yang dihadapi orang tersebut dan akan berusaha meringankan bebannya.
Kalau
kita mencintai Allah Swt., maka kita akan memperhatikan apa saja yang Allah
ridhai dan yang dimurkai-Nya.
2.
Responsibility (Tanggung Jawab).
Cinta harus melahirkan sikap
bertanggungjawab terhadap objek yang dicintai.
Orang
tua yang mencintai anaknya, akan bertanggung jawab akan kesejahteraan material,
spiritual dan masa depan anaknya. Suami yang mencintai isterinya, akan
bertanggung jawab akan kesejahteraan dan kebahagiaan rumah
tangganya. Karyawan yang mencintai perusahaannya, akan bertanggung jawab
akan kemajuan perusahaannya. Orang yang mencintai Tuhannya, akan bertanggung
jawab untuk melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.Itulah
Responsibility.
3.
Respect (Hormat).
Cinta harus melahirkan sikap menerima
apa adanya objek yang dicintai, kelebihannya kita syukuri, kekurangannya kita
terima dan perbaiki. Tidak bersikap sewenang-wenang dan selalu berikhtiar agar
tidak mengecewakannya.Inilah yang disebut respect.
4.
Knowledge (Pengetahuan).
Cinta harus melahirkan minat untuk
memahami seluk beluk objek yang dicintai.
Kalau
kita mencintai seorang wanita atau pria untuk dijadikan isteri atau suami, maka
kita harus berusaha memahami kepribadian, latar belakang keluarga, minat, dan
ketaatan beragamanya. Kalau kita mencintai Tuhan, maka harus berusaha
memahami ajaran-ajaran-Nya.
Kalau empat unsur ini ada dalam
kehidupan kita, Insya Allah hidup ini akan bermakna. Apapun yang kita lakukan,
kalau berbasiskan cinta pasti akan terasa ringan.
Karena
itu nabi Saw pernah bersabda: “Tidak sempurna iman seseorang kalau dia belum
mencintai orang lain sebagaimana dia mencintai dirinya sensiri”.
“
Cintai oleh mu mahluk yang ada di muka bumi, pasti Allah akan mencintaimu”.
(HR. Muslim)
Ø Bentuk - Bentuk Cinta
1. Eros, asal kata ini
adalah dari dewa mitologi Yunani, Eros, yang adalah dewa cinta. Eros adalah
cinta manusia semata, yg diinspirasi oleh sesuatu yang menarik dalam objeknya.
Eros merupakan cinta yang tumbuh dari seseorang kepada yang lain.
2. Storge – Storge adalah
ikatan alami antara ibu dan anak, bapak, anak-anak, dan sodara. William Barclay
menyebutkan, “kita tidak bisa tidak mengasihi anak-anak dan sodara kita; darah
lebih kental daripada air” (N.T. Words, 1974).
3. Philia, setingkat lebih
tinggi dari eros, berhubungan kejiwa daripada tubuh. Ini adalah cinta antar
sahabat. Menyentuh kepribadian manusia—intelektual, emosi, dan kehendak,
melibatkan saling berbagi. Cinta yg timbuh dari perhatian dan kebersamaan. Ada
sedikit eros dalam philia. Kita memilih teman karena kesenangan yang bisa kita
dapatkan dari mereka. Ada kualitas pribadi dalam mereka yang kita hargai,
kepintaran dan ketertarikan budaya, dan ekspresi diri yang saling memuaskan.
Tingkatan kasih yg
paling tinggi adalah Agape. Ini adalah kasih Tuhan, kasih yg
tidak mencari kesenangan sendiri, tapi senang memberi tanpa menuntut balas.
http://okhacool.wordpress.com/2009/01/17/3-macam-bentuk-bentuk-cinta/
http://okhacool.wordpress.com/2009/01/17/3-macam-bentuk-bentuk-cinta/
MANUSIA
DAN KEINDAHAN
A. Pengertian Keindahan
Kata keindahan berasal dari kata indah, artinya
bagus, permai, cantik, elok, molek, dan sebagainya. Benda yang mempunyai
sifat indah ialah segala hasil seni, pemandangan alam, manusia, rumah, tatanan,
perabot rumah tangga, suara, warna, dan sebaginya. Keindahan adalah
identik dengan kebenaran. Keindahan kebenaran dan kebenaran adalah keindahan.
Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tank yang
selalu bertambah. Keindahan juga bersifat universal, artinya tidak terikat
oleh selera perseorangan, waktu dan tempat, selera mode, kedaerahan atau lokal.
B.
Macam – Macam Keindahan
1 1. Keindahan dalam arti yang luas meliputi
:
a. Keindahan dari
jasmani dan rohani dapat di ibaratkan keindahan dari jiwa maupun raga yang
dimiliki oleh manusia.
b. Keindahan seni dapat
diartikan dengan pembuatan hasil karya, entah itu karya musik, tari, patung,
maupun lukisan.
c. Keindahan alam dapat
di artikan dengan penglihatan akan suatu pesona alam, dan dapat dijelaskan
dengan kata-kata begitu juga sama dengan keindahan seni.
d. Keindahan moral dapat
dilihat dari perilaku, kepribadian dan tata karma setiap individu manusia.
e. Keindahan intelek
dimana keindahan dalam cara manusia berfikir dengan cerdik.
2. Keindahan dalam arti estetis mumi.
Keindahan dalam arti estetis mumi menyangkut
pengalaman estetis dari seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang
diserapnya.
3. Keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan.
Keindahan dalam arti terbatas lebih disempitkan
sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dicerapnya dengan penglihatan, yakni
berupa keindahan dan bentuk dan warna. keindahan pada dasamya adalah sejumlah
kwalita, pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal. Kwalita yang paling
sering disebut adalah kesatuan (unity), keselarasan (harmony), kesetangkupan
(symmetry), keseimbangan (balance) dan perlawanan (contrast).
C.
Faktor – Faktor Pendukung Seniman
Menciptakan Keindahan
Kontemplasi dan Ekstansi.
Kontemplasi adalah dasar dalam diri manusia untuk
menciptakan sesuatu yang indah. Ekstansi adalah dasar dalam diri manusia untuk
menyatakan, merasakan dan menikmati sesuatu yang indah. Apabila kedua dasar ini
dihubungkan dengan bentuk di luar diri manusia, maka akan terjadi penilaian
bahwa sesuatu itu indah. Apabila kontemplasi dan ekstansi itu dihubungkan
dengan kreativitas, maka kontemplasi itu faktor pendorong untuk menciptakan
keindahan, sedangkan ekstansi itu merupakan faktor pendorong utuk merasakan,
menikmati keindahan. Bagi scorang seniman selera seni lebih dominan
dibandingkan dengan orang bukan seniman. Bagi orang bukan seniman mungkin
faktor ekstansi lebih menonjol. Jadi, ia lebih suka menikmati karya seni
daripada menciptakan karya seni. Dengan kata lain, ia hanya mampu menikmati
keindahan tetapi. tidak mampu menciptakan keindahan.
Alasan / motivasi
dan tujuan seniman menciptakan keindahan yaitu :
·
Tata
nilai yang telah using. Tata nilai yang terjelma dalam adat istiadat ada yang
sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan, sehingga dirasakan sebagai hambatan
yang merugikan dan mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan, misalnya kawin paksa.
·
Kemerosotan
Zaman. Keadaan yang merendahkan derajad dan nilai kcmanusiaan ditandai dengan
kemerosotan moral. Kemerosotan moral dapat diketahui dari tingkah laku dan
perbuatan manusia yang bejad terutama dari segi kebutuhan seksual.
Sebagai contoh ialah karya seni berupa sajak yang dikemukakan oleh W.S.Rendra berjudul “Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta”. Di sini pengarang memprotes perbuatan bejad para pejabat, yang merendahkan derajad wanita dengan mengatakan sebagai inspirasi revolusi, tetapi tidak lebih dari pelacur.
Sebagai contoh ialah karya seni berupa sajak yang dikemukakan oleh W.S.Rendra berjudul “Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta”. Di sini pengarang memprotes perbuatan bejad para pejabat, yang merendahkan derajad wanita dengan mengatakan sebagai inspirasi revolusi, tetapi tidak lebih dari pelacur.
·
Penderitaan
manusia. Banyak faktor yang membuat manusia itu menderita. Tetapi yang paling
menentukan ialah faktor manusia itu sendiri. Manusialah yang membuat orang
menderita sebagai akibat nafsu ingin berkuasa. serakah, tidak berhati-hati dan
sebagainya.
Keadaan demikian ini tidak mempunyai daya tarik dan tidak menyenangkan, karena nilai kemanusiaan telah diabaikan, dan dikatakan tidak indah. Yang tidak indah itu harus dilenyapkan karena tidak bermanfaat bagi kemanusiaan.
Keadaan demikian ini tidak mempunyai daya tarik dan tidak menyenangkan, karena nilai kemanusiaan telah diabaikan, dan dikatakan tidak indah. Yang tidak indah itu harus dilenyapkan karena tidak bermanfaat bagi kemanusiaan.
·
Keagungan
Tuhan. Keagungan Tuhan dapat dibuktikan melalui keindahan alam dan keteraturan
alam semesta serta kejadian-kejadian alam. Keindahan alam merupakan keindahan
mutlak ciptaan Tuhan. Manusia hanya dapat meniru saja keindahan ciptaan Tuhan
itu. Seindah-indah tinian terhadap ciptaan Tuhan, tidak akan menyamai keindahan
ciptaan Tuhan itu sendiri. Kecantikan seorang wanita ciptaan Tuhan membuat
kagum seniman Leonardo da Vinci. Karena itu ia berusaha meniru ciptaan Tuhan
dengan melukis Monalisa sebagai wanita cantik. Lukisan monalisa sangat terkenal
karena menarik dan tidak membosankan.
Ø Renungan
Renungan berasal dari kata renung; artinya
diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam.
Renungan adalah hasil merenung. Dalam merenung untuk menciptakan seni ada
beberapa teori.
Teori-teori
itu ialah : teori pengungkapan, teori metafisik dan teori psikologik.
- Teori Pengungkapan. Dalil dari teori ini ialah bahwa “Art is an expression of human feeling” ( seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia ). Teori ini terutama bertalian dengan apa yang dialami oleh seorang seniman ketika menciptakan suatu karya seni. Tokoh teori ekspresi yang paling terkenal ialah filsuf Italia Benedeto Croce (1886-1952) dengan karyanya yang telah diterjemahkan kedalam bahasa Inggris “aesthetic as Science of Expresion and General Linguistic”. Seorang tokoh lainnya dari teori pengungkapan adalah Leo Tolstoi dia menegaskan bahwa kegiatan seni adalah memunculkan dalam diri sendiri suatu perasaan yang seseorang telah mengalaminya dan setelah memunculkan itu kemudian dengan perantaraan pelbagai gerak, garis, wama, suar dan bentuk yang diungkapkan dalam kata-kata mernindahkan perasaan itu sehingga orang-orang mengalami perasaan yang sama.
- Teori Metafisik. Teori seni yang bercorak metafisis merupakan salah satu teori yang tertua, yakni berasal dari Plato yang karya-karya tulisannya untuk sebagian membahas estetik filsafati, konsepsi keindahan dan teori seni. Mengenai sumber seni Plato mengemukakan suatu teori peniruan (imitation theory).
- Teori
Psikologis.
Teori-teori
metafisis dari para filsuf yang bergerak diatas taraf manusiawi dengan
konsepsi-konsepsi tentang ide tertinggi atau kehendak semesta umumnya
tidak memuaskan, karena terlampau abstrak dan spekulatif. Sebagian ahli
estetik dalam abad modem menelaah teori-teori seni dari sudut hubungan
karya seni dan alam pikiran penciptanya dengan mempergunakan metode-metode
psikologis. Misalnya berdasaikan psikoanalisa dikemukakan teori bahwa
proses penciptaan seni adalah pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar
dari seseorang seniman.
Suatu teori lain tentang sumber seni ialah teori permainan yang dikembangkan oleh Freedrick Schiller (1757-1805) dan Herbert Spencer (1820-1903). Menurut Schiller, asal mula seni adalah dorongan batin untuk bermain-main (play impulse) yang ada dalam diri seseorang. Sebuah teori lagi yang dapat dimasukkan dalam teori psikologis ialah teori penandaan (signification Theory) yang memandang seni sebagi suatu lambang atau tanda dari perasaan manusia.
Ø Keserasian
Keserasian
berasal dari kata serasi dan dari kata dasar rasi, artinya cocok, kena benar,
dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan,
pertentangan, ukuran dan seimbang.
Dalam pengertian perpaduan misalnya, orang berpakaian hams dipadukan wamanya bagian atas dengan bagian. bawah. Atau disesuaikan dengan kulitnya. Apabila cars memadu itu kurang cocok, maka akan merusak pemandangan. Karena itu dalam keindahan ini, sebagian ahli pikir menjelaskan, bahwa keindahan pada dasamya adalah sejumlah kualitas / pokok tertentu yang terdapat pada sesuatu hal. Kualita yang paling sering disebut adalah kesatuan (unity).
Filsuf Ingris Herbert Read merumuskan definisi, bahwa keindahan adalah kesatuan dan hubungan-hubungan bentuk yang terdapat di antara pencerapan-pencerapan inderawi kita (beauty is unity of formal relations among our sence-perception). Pendapat lain menganggap pengalaman estetik suatu keselarasan dinamik dari perenungan yang menyenangkan.
Dalam pengertian perpaduan misalnya, orang berpakaian hams dipadukan wamanya bagian atas dengan bagian. bawah. Atau disesuaikan dengan kulitnya. Apabila cars memadu itu kurang cocok, maka akan merusak pemandangan. Karena itu dalam keindahan ini, sebagian ahli pikir menjelaskan, bahwa keindahan pada dasamya adalah sejumlah kualitas / pokok tertentu yang terdapat pada sesuatu hal. Kualita yang paling sering disebut adalah kesatuan (unity).
Filsuf Ingris Herbert Read merumuskan definisi, bahwa keindahan adalah kesatuan dan hubungan-hubungan bentuk yang terdapat di antara pencerapan-pencerapan inderawi kita (beauty is unity of formal relations among our sence-perception). Pendapat lain menganggap pengalaman estetik suatu keselarasan dinamik dari perenungan yang menyenangkan.
·
Teori
Obyektif dan Subyektif. The Liang Gie dalam bukunya garis besar estetika
menjelaskan, bahwa dalam mencipta seni ada dua teori yakni teori obyektif dan
teori subyektif.
Salah satu persoalan pokok dari teori keindahan adalah mengenai sifat dasar dari keindahan. Apakah keindahan menmpakan sesuatu yang ada pada benda indah atau hanya terdapat dalam alam pikiran orang yang mengamati benda tersebut. Dari persoalan-persoalan tersebut lahirlah dua kelompok teori yang terkenal sebagai teori obyektif dan teon subyektif.
Pendukung teon obyektif adalah Plato, Hegel dan Bernard Bocanquat, sedang pendukung teon subyektif ialah Henry Home, Earlof Shaffesbury, dan Edmund Burke.
Teori obyektif berpendapat, bahwa keindahan atau ciri-ciri yang mencipta nilai estetik adalah sifat (kualita) yang memang telah melekat pada bentuk indah yang bersangkutan, terlepas dari orang yang mengamatinya. Teori subyektif, menyatakan bahwa ciri-ciri yang menciptakan keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam diri seseorang yang mengamati sesuatu benda. Adanya keindahan semata-mata tergantung pada pencerapan dari si pengamat itu. Yang tergolong teori subyektif ialah yang memandang keindahan dalam suatu hubungan di antara suatu benda dengan alam pikiran seseorang yang mengamatinya seperti misalnya yang berupa menyukai atau menikmati benda itu.
Salah satu persoalan pokok dari teori keindahan adalah mengenai sifat dasar dari keindahan. Apakah keindahan menmpakan sesuatu yang ada pada benda indah atau hanya terdapat dalam alam pikiran orang yang mengamati benda tersebut. Dari persoalan-persoalan tersebut lahirlah dua kelompok teori yang terkenal sebagai teori obyektif dan teon subyektif.
Pendukung teon obyektif adalah Plato, Hegel dan Bernard Bocanquat, sedang pendukung teon subyektif ialah Henry Home, Earlof Shaffesbury, dan Edmund Burke.
Teori obyektif berpendapat, bahwa keindahan atau ciri-ciri yang mencipta nilai estetik adalah sifat (kualita) yang memang telah melekat pada bentuk indah yang bersangkutan, terlepas dari orang yang mengamatinya. Teori subyektif, menyatakan bahwa ciri-ciri yang menciptakan keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam diri seseorang yang mengamati sesuatu benda. Adanya keindahan semata-mata tergantung pada pencerapan dari si pengamat itu. Yang tergolong teori subyektif ialah yang memandang keindahan dalam suatu hubungan di antara suatu benda dengan alam pikiran seseorang yang mengamatinya seperti misalnya yang berupa menyukai atau menikmati benda itu.
·
Teori
Perimbangan. Teori obyektif memandang keindahan sebagai suatu kwalita dari
benda-benda: Kwalita bagaimana yang menyebabkan sesuatu benda disebut indah
telah dijawab oleh bangsa Yunani Kuno dengan teori perimbangan yang bertahan
sejak abab 5 sebelum Masehi sampai abab 17 di Empa. Sebagai contoh bangunan
arsitektur Yunani Kuno yang berupa banyak tiang besar.
Teori perimbangan tentang keindahan dari bangsa Yunani Kuno dulu dipahami pula dalam arti yang lebih terbatas, yakni secara kualitatif yang diungkapkan dengan angka-angka. Keindahan dianggap sebagai kualita dari benda-benda yang disusun (yakni mempunyai bagian-bagian). Bangsa Yunani menemukan bahwa hubungan-hubungan matematik yang cermat sebagaimana terdapat dalam ilmu ukur dan berbagai pengukuran proporsi ternyata dapat diwujudkan dalam benda-benda bersusun yang indah.
Teori perimbangan berlaku dari abad ke-5 sebelum masehi sampai abad ke 17 masehi selama 22 abad. Teori tersebut runtuh karena desakan dari filsafat empirisme dan aliran-aliran termasuk dalam seni. Bagi mereka keindahan hanyalah kesan yang subyektif sifatnya.
Teori perimbangan tentang keindahan dari bangsa Yunani Kuno dulu dipahami pula dalam arti yang lebih terbatas, yakni secara kualitatif yang diungkapkan dengan angka-angka. Keindahan dianggap sebagai kualita dari benda-benda yang disusun (yakni mempunyai bagian-bagian). Bangsa Yunani menemukan bahwa hubungan-hubungan matematik yang cermat sebagaimana terdapat dalam ilmu ukur dan berbagai pengukuran proporsi ternyata dapat diwujudkan dalam benda-benda bersusun yang indah.
Teori perimbangan berlaku dari abad ke-5 sebelum masehi sampai abad ke 17 masehi selama 22 abad. Teori tersebut runtuh karena desakan dari filsafat empirisme dan aliran-aliran termasuk dalam seni. Bagi mereka keindahan hanyalah kesan yang subyektif sifatnya.
http://prasetyaha.blogspot.com/2012/05/manusia-dan-keindahan.html
Nama : Nurlia
NPM : 18214229
Kelas : 1EA07
Nama : Nurlia
NPM : 18214229
Kelas : 1EA07
Tidak ada komentar:
Posting Komentar