Rabu, 06 Mei 2015

Analisis Kemewahan Wakil Rakyat Dibalik Kesengsaraan Rakyat


Nama :
Dian Permatasari       12214989
Fitri Fauzia                14214317
Nurlia                        18214229
Putri Handayani        18214597
Kelas :   1EA07
 
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang sering disebut sebagai wakil rakyat, merupakan penyambung lidah masyarakat kepada pemerintah. Fungsi Wakil Rakyat adalah Menentukan kebijakan (policy) dan membuat undang-undang, untuk itu anggota DPR memiliki hak inisiatif, hak amandemen, dan hak budget (anggaran), dan Mengontrol badan eksekutif dalam arti menjaga supaya semua tindakan badan eksekutif sesuai dengan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan, untuk itu anggota DPR diberi hak-hak kontrol khusus. Dan itu semua seharusnya kembali kepada kepentingan masyarakat secara umum, demi kesejahteraan masyarakat.

Wakil rakyat yang merupakan pembawa amanah rakyat memang harus merakyat, tapi yang terjadi selama ini adalah wakil rakyat seakan mereka yang strata sosialnya jauh di atas masyarakat. Keberadaan mereka di kursi DPR dianggap sebagai prestasi kerja, bukan sebagai amanah, sehingga oriesntasi mereka pun tidak sesuai dengan harapan masyarakat. DPR hari ini banyak yang kehilangan kepercayaan dari masyarakat. Mulai dari kelakuan mereka di gedung DPR dan di luar, sampai pada gaya hidup mereka yang serba mewah. Kemewahan hidup para wakil rakyat saat ini seakan menjadi identitas para penyambung lidah masyarakat ini.

Orang modern menganggap bahwa mobil adalah teknologi yang mempermudah kita dalam melaklukan perjalanan dan mempermudah pekerjaan pastinya. Tapi lambat laun, mobil tidak lagi menjadi sarana untuk mempermudah pekerjaan, tapi yang terjadi adalah para anggota DPR terbelenggu dan tidak mendapatkan kebebasan. Mempunyai mobil mewah menjadi suatu keharusan oleh setiap anggota DPR agar tidak diasingkan oleh keadaan lingkungan yang serba menggunakan mobil mewah. Tidak mempunyai mobil mewah tidak lagi berarti pekerjaan mereka akan sedikit terhambat, tapi lebih dari itu yang terjadi adalah beban pikiran yang luar biasa, dimana perasaan tersaingi akan muncul. Maka bahasa yang pas adalah anggota DPR  harus mempunyai mobil yang mewah. Padahal tanpa mobilpun pekerjaan mereka bisa jalan.

Data yang dihimpun, kebanyakan para wakil rakyat itu kerap bolos saat rapat paripurna digelar, terutama sidang setelah reses, atau menjelang pemilu seperti yang terjadi pada 15 Januari 2014. Paripurna yang mengagendakan Pembukaan Masa Persidangan III Tahun Sidang 2013–2014 hanya dihadiri 285 dari 560 anggota.

Pemandangan deretan bangku kosong juga terjadi pada rapat paripurna pada 18 Februari 2014 yang memiliki agenda cukup padat. Pertama, pengesahan RUU tentang Perjanjian antara Republik Indonesia dan Republik Korea tentang Bantuan Hukum Timbal Balik dalam Masalah Pidana. Tak hanya deretan bangku yang kosong, namun ada beberapa anggota DPR yang sedang menonton video porno, bahkan tidur.

Dengan alasan gedung yang sekarang tidak lagi representatif, DPR rencananya akan membangun gedung baru yang fasilitasnya lebih lengkap dan cenderung mewah, dengan fasilitas seperti tempat peristirahatan (kamar tidur bagi anggota DPR yang bermalam), spa, pijat, fitness dan bahkan kolam renang.. Gedung DPR yang baru itu dikabarkan akan menghabiskan dana sekitar Rp 1,16 Triliun. Namun, mimpi manis anggota DPR itu tampaknya terganggu, karena rencana yang ternyata belum matang itu keburu terendus oleh publik. Alhasil kini pimpinan-pimpinan di DPR tampak sibuk mengklarifikasi soal tersebut, ditengah hujatan dari berbagai elemen masyarakat. Seakan cuci tangan bahwa yang bersangkutan tidak terlibat dengan rencana tersebut. Omong kosong, masa pimpinan-pimpinan sampai tidak tahu.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar