TULISAN
1
KEBUDAYAAN
SUNDA
A.
Ide-ide /
Teoritis Kebudayaan Sunda
Sunda
merupakan salah satu kebudayaan yang menjadi sumber kekayaan bagi bangsa
Indonesia yang dalam perkembangannya perlu dilestarikan. Kebudayaan- kebudayaan
tersebut akan dijabarkan sebagai berikut :
1.
Sistem
Kepercayaan
Hampir
semua orang Sunda beragama Islam. Hanya sebagian kecil yang tidak beragama
Islam, diantaranya orang-orang Baduy yang tinggal di Banten Tetapi juga ada
yang beragama Katolik, Kristen, Hindu, Budha. Selatan. Praktek-praktek
sinkretisme dan mistik masih dilakukan. Pada dasarnya seluruh kehidupan orang
Sunda ditujukan untuk memelihara keseimbangan alam semesta.Keseimbangan magis
dipertahankan dengan upacara-upacara adat, sedangkan keseimbangan sosial
dipertahankan dengan kegiatan saling memberi (gotong royong). Hal yang menarik
dalam kepercayaan Sunda, adalah lakon pantun Lutung Kasarung, salah satu tokoh
budaya mereka, yang percaya adanya Allah yang Tunggal (Guriang Tunggal) yang
menitiskan sebagian kecil diriNya ke dalam dunia untuk memelihara
kehidupan manusia (titisan Allah ini disebut Dewata). Ini mungkin bisa
menjadi jembatan untuk mengkomunikasikan Kabar Baik kepada mereka.
2.
Mata
Pencaharian
Suku
Sunda umumnya hidup bercocok tanam. Kebanyakan tidak suka merantau atauhidup
berpisah dengan orang-orang sekerabatnya. Kebutuhan orang Sunda terutama adalah
hal meningkatkan taraf hidup. Menurut data dari Bappenas (kliping Desember
1993) di Jawa Barat terdapat 75% desa miskin. Secara umum kemiskinan di Jawa
Barat disebabkan oleh kelangkaan sumber daya manusia. Maka yang dibutuhkan
adalah pengembangan sumber daya manusia yang berupa pendidikan, pembinaan, dll.
3.
Karakteristik
Budaya
Dalam karakteristik budaya sunda sendiri
memiliki kemampuan-kemampuan yang menjadikannya sebagai daya hidup bagi
masyarakatnya, yang diantaranya seperti : Kemampuan berkoordinasi dan
berorganinasi, dimaknai sebagai kemampuan berinteraksi secara sosial. Kemampuan
beradaptasi, dimaknai sebagai kemampuan kesadaran untuk secara kreatif
mengatasi tantangan keadaan, tantangan zaman dan tantangan berbagai ragam
pergaulan. Kemampuan mobilitas, dimaknai sebagai kemampuan untuk dengan kreatif
menciptakan mobilitas sosial, politik, dan ekonomi, baik yang bersifat
horizontal maupun vertikal. Kemampuan tumbuh dan berkembang, diartikan sebagai
kemampuan kesadaran untuk selalu maju, selalu bertambah luas dan dalam
wawasan-nya selalu menawarkan pemikiran-pemikiran yang segar dan baru Kemampuan
regenerasi, dimaknai sebagai kemampuan untuk mendorong munculnya generasi baru
yang kreatif dan produktif.
Di samping daya hidup, unsur lain lagi
yang juga penting dalam suatu kebudayaan adalah mutu hidup. Mutu hidup bukanlah
merupakan kesempurnaan tetapi lebih dimaknai sebagai kebiasaan. Adapun kebisaan
dalam hidup manusia merupakan kolaborasi harmonis dari tiga aspek, yakni :
a)
Tanggung
Jawab, dimaknai sebagai suatu kesadaran untuk selalu melaksanakan
kewajiban-kewajiban secara penuh sesuai dengan tanggung jawab sosialnya.
b)
Iealisme,
dimaknai sebagai rumusan sikap hidup seseorang di dalam menempuh padang dan
hutan belantara kehidupan. Idealisme sekaligus merupakan sumber kepuasan batin
seseorang.
c)
Spontanitas,
dimaknai sebagai ungkapan naluri dan intuisi manusia. Tanpa spontanitas akan
menyebabkan hidup menjadi kering dan hambar.
4.
Watak Budaya
Sunda
Sunda berasal dari kata Su = Bagus /
Baik, segala sesuatu yang mengandung unsur kebaikan, orang Sunda diyakini
memiliki etos / watak Kasundaan sebagai jalan menuju keutamaan hidup yang
sudah dijalankan sejak jaman Salaka Nagara sampai ke Pakuan Pajajaran, telah
membawa kemakmuran dan kesejahteraan lebih dari 1000 tahun.
Watak
Sunda yang dimaksud adalah :
a)
Cageur, yakni harus
sehat jasmani dan rohani, sehat berpikir, sehat berpendapat, sehat lahir
dan batin, sehat moral, sehat berbuat dan bertindak, sehat berprasangka atau
menjauhkan sifatsuudzonisme.
b)
Bageur yaitu baik
hati, sayang kepada sesama, banyak memberi pendapat dan kaidah moril
terpuji ataupun materi, tidak pelit, tidak emosional, baik hati, penolong
dan ikhlas menjalankan serta mengamalkan, bukan hanya dibaca atau
diucapkan saja.
c)
Bener yaitu tidak
bohong, tidak asal-asalan dalam mengerjakan tugas pekerjaan, amanah, lurus
menjalankan agama, benar dalam memimpin, berdagang, tidak memalsu atau
mengurangi timbangan, dan tidak merusak alam.
d)
Singer, yaitu penuh
mawas diri bukan was-was, mengerti pada setiap tugas, mendahulukan orang
lain sebelumpribadi, pandai menghargai pendapat yang lain, penuh kasih sayang,
tidak cepat marah jika dikritik tetapi diresapi makna esensinya.
e)
Pinter,
yaitu pandai ilmu dunia dan akhirat, mengerti ilmu agama sampai ke
dasarnya, luas jangkauan ilmu dunia dan akhirat walau berbeda keyakinan,
pandai menyesuaikan diri dengan sesama, pandai mengemukakan dan
membereskan masalah pelik dengan bijaksana, dan tidak merasa pintar
sendiri sambil menyudutkan orang lain.
Semua
ini sebagai dasar utama orang Sunda yang hidupnya harus ‘nyunda’, termasuk
para pemimpin bangsa.
5.
Nilai Tradisi
Masyarakat Sunda
Memiliki nilai budaya yang tinggi,
budaya Sunda dicirikan dengan telah dikenalnya budaya tulis semenjak zaman
dahulu. Pesan-pesan para leluhur Sunda tersebut menunjukkan bahwa makna yang
dimiliki dari budaya Sunda tergolong kedalam makna nilai yang tinggi dan
strategis serta sangat dihormati oleh masyarakatnya. Pesan moral yang awalnya
terbatas hanya untuk masyarakat kerajaan Sunda ternyata memiliki nilai yang
bersifat universal yang dapat juga dijadikan panutan oleh masyarakat di luar
etnis Sunda agar kita selalu bersikap baik memperlakukan alam. Karena secara
nurani setiap komunitas makhluk hidup termasuk manusia, siapa dan seberapapun
kecilnya selalu membutuhkan tatanan kehidupan yang seimbang, selaras dan
harmonis.
Kebudayaan
Sunda memiliki ciri khas tertentu yang membedakannya dari kebudayaan–kebudayaan
lain. Secara umum masyarakat Jawa Barat atau Tatar Sunda, dikenal sebagai
masyarakat yang lembut, religius, dan sangat spiritual. Kecenderungan ini
tampak sebagaimana dalam pameo silih asih, silih asah dan silih asuh;
saling mengasihi (mengutamakan sifat welas asih), saling menyempurnakan atau
memperbaiki diri (melalui pendidikan dan berbagi ilmu), dan saling melindungi
(saling menjaga keselamatan). Selain itu Sunda juga memiliki sejumlah
nilai-nilai lain seperti kesopanan, rendah hati terhadap sesama, hormat kepada
yang lebih tua, dan menyayangi kepada yang lebih kecil. Pada kebudayaan Sunda
keseimbangan magis di pertahankan dengan cara melakukan upacara-upacara adat
sedangkan keseimbangan sosial masyarakat Sunda melakukan gotong-royong untuk
mempertahankannya.
B.
Aktifitas / Adat
Istiadat Budaya Sunda
Ø
Upacara Adat
Perkawinan Sunda
Adat
Sunda merupakan salah satu pilihan calon mempelai yang ingin merayakan pesta
pernikahannya. Khususnya mempelai yang berasal dari Sunda. Adapun rangkaian
acaranya dapat dilihat berikut ini.
1)
Nendeun Omong,
yaitu pembicaraan orang tua atau utusan pihak pria yang berminat mempersunting
seorang gadis.
2)
Lamaran.
Dilaksanakan orang tua calon pengantin beserta keluarga dekat. Disertai seseorang
berusia lanjut sebagai pemimpin upacara. Bawa lamareun atau sirih pinang
komplit, uang, seperangkat pakaian wanita sebagai pameungkeut (pengikat).
Cincin tidak mutlak harus dibawa. Jika dibawa, bisanya berupa cincing meneng,
melambangkan kemantapan dan keabadian.
3)
Tunangan.
Dilakukan ‘patuker beubeur tameuh’, yaitu penyerahan ikat pinggang warna
pelangi atau polos kepada si gadis.
4)
Seserahan (3
– 7 hari sebelum pernikahan). Calon pengantin pria membawa uang, pakaian,
perabot rumah tangga, perabot dapur, makanan, dan lain-lain.
5)
Ngeuyeuk seureuh
(opsional, Jika ngeuyeuk seureuh tidak dilakukan, maka seserahan dilaksanakan
sesaat sebelum akad nikah.)
-
Dipimpin pengeuyeuk.
-
Pengeuyek mewejang kedua calon
pengantin agar meminta ijin dan doa restu kepada kedua orang tua serta
memberikan nasehat melalui lambang-lambang atau benda yang disediakan berupa
parawanten, pangradinan dan sebagainya.
-
Diiringi lagu kidung oleh pangeuyeuk
-
Disawer beras, agar hidup sejahtera.
-
Dikeprak dengan sapu lidi disertai
nasehat agar memupuk kasih sayang dan giat bekerja.
-
Membuka kain putih penutup
pengeuyeuk. Melambangkan rumah tangga yang akan dibina masih bersih dan belum
ternoda.
-
Membelah mayang jambe dan buah
pinang (oleh calon pengantin pria). Bermakna agar keduanya saling mengasihi dan
dapat menyesuaikan diri.
-
Menumbukkan alu ke dalam lumpang
sebanyak tiga kali (oleh calon pengantin pria).
6)
Membuat lungkun.
Dua lembar sirih bertangkai saling dihadapkan. Digulung menjadi satu memanjang.
Diikat dengan benang kanteh. Diikuti kedua orang tua dan para tamu yang hadir.
Maknanya, agar kelak rejeki yang diperoleh bila berlebihan dapat dibagikan
kepada saudara dan handai taulan.
7)
Berebut uang
di bawah tikar sambil disawer. Melambangkan berlomba mencari rejeki dan
disayang keluarga.
8)
Upacara Prosesi Pernikahan
·
Penjemputan calon pengantin pria,
oleh utusan dari pihak wanita
·
Ngabageakeun, ibu calon pengantin
wanita menyambut dengan pengalungan bunga melati kepada calon pengantin pria,
kemudian diapit oleh kedua orang tua calon pengantin wanita untuk masuk menuju
pelaminan.
·
Akad nikah, petugas KUA, para saksi,
pengantin pria sudah berada di tempat nikah. Kedua orang tua menjemput
pengantin wanita dari kamar, lalu didudukkan di sebelah kiri pengantin pria dan
dikerudungi dengan tiung panjang, yang berarti penyatuan dua insan yang masih
murni. Kerudung baru dibuka saat kedua mempelai akan menandatangani surat
nikah.
·
Sungkeman,
·
Wejangan, oleh ayah pengantin wanita
atau keluarganya.
·
Saweran, kedua pengantin didudukkan
di kursi. Sambil penyaweran, pantun sawer dinyanyikan. Pantun berisi petuah
utusan orang tua pengantin wanita. Kedua pengantin dipayungi payung besar
diselingi taburan beras kuning atau kunyit ke atas payung.
·
Meuleum harupat, pengantin wanita
menyalakan harupat dengan lilin. Harupat disiram pengantin wanita dengan kendi
air. Lantas harupat dipatahkan pengantin pria.
·
Nincak endog, pengantin pria
menginjak telur dan elekan sampai pecah. Lantas kakinya dicuci dengan air bunga
dan dilap pengantin wanita.
Buka pintu. Diawali mengetuk pintu
tiga kali. Diadakan tanya jawab dengan pantun bersahutan dari dalam dan luar
pintu rumah. Setelah kalimat syahadat dibacakan, pintu dibuka. Pengantin masuk
menuju pelaminan
C.
Hasil Fisik
Budaya Sunda
1.
Kesenian
a.
Kirab Heleran
Kirap helaran atau yang disebut sisingaan adalah suatu jenis
kesenian tradisional atau seni pertunjukan rakyat yang dilakukan dengan
arak-arakan dalam bentuk helaran. Pertunjukannya biasa ditampilkan pada acara
khitanan atau acara-acara khusus seperti ; menyambut tamu, hiburan peresmian,
kegiatan HUT Kemerdekaan RI dan kegiatan hari-hari besar lainnya. Seperti yang
diikuti ratusan orang dari perwakilan seluruh kelurahan di Cimahi, yang berupa
arak-arakan yang pernah digelar pada saat Hari Jadi ke-6 Kota Cimahi. Kirap ini
yang bertolak dari Alun-alun Kota Cimahi menuju kawasan perkantoran Pemkot
Cimahi, Jln. Rd. Demang Hardjakusumah itu, diikuti oleh kelompok-kelompok
masyarakat yang menyajikan seni budaya Sunda, seperti sisingaan, gotong gagak,
kendang rampak, calung, engrang, reog, barongsai, dan klub motor.
b.
Pencak Sialat Cikalong
Pencak silat Cikalong tumbuh dikenal dan menyebar, penduduk
tempatan menyebutnya “Maempo Cikalong”. Khususnya di Jawa Barat dan diseluruh
Nusantara pada umumnya, hampir seluruh perguruan pencak silat melengkapi teknik
perguruannya dengan aliran ini.
c.
Wayang Golek
Wayang Golek merupakan kesenian tradisional dari Jawa Barat
yaitu kesenian yang menapilkan dan membawakan alur sebuah cerita yang
bersejarah. Wayang Golek ini menampilkan golek yaitu semacam boneka yang
terbuat dari kayu yang memerankan tokoh tertentu dalam cerita pawayangan serta
dimainkan oleh seorang Dalang dan diiringi oleh nyanyian serta iringan musik
tradisional Jawa Barat yang disebut dengan degung
d.
Degung
Degung merupakan sebuah kesenian sunda yang biasany
dimainkan pada acara hajatan. Kesenian degung ini digunakan sebagai musik
pengiring/pengantar. Degung ini merupakan gabungan dari peralatan musik khas
Jawa Barat yaitu, gendang, goong, kempul, saron, bonang, kacapi, suling, rebab,
dan sebagainya. Degung merupakan salah-satu kesenian yang paling populer di
Jawa Barat, karena iringan musik degung ini selalu digunakan dalam setiap acara
hajatan yang masih menganut adat tradisional, selain itu musik degung juga
digunakan sebgai musik pengiring hampir pada setiap pertunjukan seni
tradisional Jawa Barat lainnya.
e.
Sisingaan
Sisingaan merupakan kesenian yang berasal dari daerah Subang
Jawa barat. Kesenian ini ditampilkan dengan cara menggotong patung yang
berbentuk seperti singa yang ditunggangi oleh anak kecil dan digotong oleh
empat orang serta diiringi oleh tabuhan gendang dan terompet. Kesenian ini
biasanya ditampilkan pada acara peringatan hari-hari bersejarah.
f.
Kuda Lumping
Kuda Lumping merupakan kesenian yang beda dari yang lain,
karena dimainkan dengan cara mengundang roh halus sehingga orang yang akan
memainkannya seperti kesurupan. Kesenian ini dimainkan dengan cara orang yang
sudah kesurupan itu menunggangi kayu yang dibentuk seperti kuda serta diringi
dengan tabuhan gendang dan terompet. Keanehan kesenian ini adalah orang yang
memerankannya akan mampu memakan kaca serta rumput. Selain itu orang yang
memerankannya akan dicambuk seperti halnya menyambuk kuda. Biasanya kesenian
ini dipimpin oleh seorang pawang. Kesenian ini merupakan kesenian yang dalam
memainkannya membutuhkan keahlian yang sangat husus, karena merupakan kesenian
yang cukup berbahaya.
g.
Bajidoran
Bajidoran merupakan sebuah kesenian yang dalam memainkannya
hampir sama dengan permainan musik modern, cuma lagu yang dialunkan merupakan
lagu tradisional atau lagu daerah Jawa Barat serta alat-alat musik yang
digunakannya adalah alat-alat musik tradisional Jawa Barat seperti Gendang,
Goong, Saron, Bonang, Kacapi, Rebab, Jenglong serta Terompet. Bajidoran ini
biasanya ditampilkan dalam sebuah panggung dalam acara pementasan atau acara
pesta.
h.
Cianjuran
Cianjuran merupakan kesenian khas Jawa Barat. Kesenian ini
menampilkan nyanyian yang dibawakan oleh seorang penyanyi, lagu yang dibawakannya
pun merupakan lagu khas Jawa Barat. Masyarakat Jawa Barat memberikan nama lain
untuk nyanyian Cianjuran ini yaitu Mamaos yang artinya bernyanyi.
i.
Kacapi Suling
Kacapi suling adalah kesenian yang berasal dari daerah Jawa
Barat, yaitu permainan alat musik tradisional yang hanya menggunakan Kacapi dan
Suling. Kacapi suling ini biasanya digunakan untuk mengiringi nyanyian sunda
yang pada umumnya nyanyian atau lagunya dibawakan oleh seorang penyanyi
perempuan, yang dalam bahasa sunda disebut Sinden.
j.
Reog
Di daerah Jawa Barat terdapat kesenian yang disebut Reog,
kesenian ini pada umumnya ditampilkan dengan bodoran, serta diiringi dengan
musik tradisional yang disebut Calung. Kesenian ini biasanya dimainkan oleh
beberapa orang yang mempunyai bakat melawak dan berbakat seni. Kesenian ini
ditampilkan dengan membawakan sebuah alur cerita yang kebanyakan cerita yang
dibawakan adalah cerita lucu atau lelucon.
k.
Tari Jaipongan
Tanah Sunda
(Priangan) dikenal memiliki aneka budaya yang unik dan menarik,
Jaipongan adalah salah satu seni budaya yang terkenal dari daerah ini.
Jaipongan atau Tari Jaipong sebetulnya merupakan tarian yang
sudah moderen karena merupakan modifikasi atau pengembangan dari tari
tradisional khas Sunda yaitu Ketuk Tilu. Tari Jaipong
ini dibawakan dengan iringan musik yang khas pula, yaitu Degung. Musik ini
merupakan kumpulan beragam alat musik seperti Kendang, Go’ong, Saron, Kacapi,
dsb. Ciri khas dari Tari Jaipong ini adalah musiknya yang menghentak, dimana
alat musik kendang terdengar paling menonjol selama mengiringi tarian. Tarian
ini biasanya dibawakan oleh seorang, berpasangan atau berkelompok. Sebagai
tarian yang menarik, Jaipong sering dipentaskan pada acara-acara hiburan,
selamatan atau pesta pernikahan. Selain itu ada pula tari merak dan tari topeng.
l.
Ketuk Tilu
Ketuk Tilu
adalah suatu tarian pergaulan dan sekaligus hiburan yang biasanya
diselenggarakan pada acara pesta perkawinan, acara hiburan penutup kegiatan
atau diselenggrakan secara khusus di suatu tempat yang cukup luas.
2.
Lagu Daerah
a.
Bubuy Bulan
b.
Es Lilin
c.
Manuk Dadali
d.
Tokecang
e.
Warung Pojok
3.
Alat Musik
a.
Angklung
c.
Suling
d.
Kecapi
e.
Gong
f.
Calung
4.
Hasil Kerajinan
a.
Boboko
Boboko merupakan kerajinan tangan yang terbuat dari bambu.
Di gunakan untuk tempat nasi / beras atau untuk tempat bahan makanan atau
sayuran. Ukurannya bermacam-macam, ada yang berdiameter 50 cm, 100 cm, bahkan
ada yang berukuran besar sekitar 3 meter. Cara pembuatannya tergolong rumit,
perlu keahlian khusus. Pertama kita harus menyiapkan sebatang pohon bambu yang
sudah tua, kemudian dibersihkan sampai halus. Kemudian bambu dipotong beberapa
bagian untuk selanjutnya dibuat kecil-kecil dan tipis. Setelah itu, dibuat
bentuk boboko, jika sudah terbentuk, langkah selanjutnya adalah
penganyaman, kemudian pengikatan dengan rotan. Untuk lebih jelasnya bisa kita
liat pada gambar dibawah ini. Terlihat salah satu keluarga di Kampung Seni
Yudha Asri sedang membuat boboko. Boboko ini ada yang dipakai
untuk keperluan sehari-hari, ada juga untuk keperluan pesanan atau dijual di
pasar tradisional.
b.
Sandal Tarumpah
Sandal Tarumpah
terbuat dari kulit asli dan alas atau bagian sol terbuat dari bahan karet
mentah. Sandal yang terbuat dari kulit asli
sehingga tahan lama / awet dan nyaman dipakai.
c.
Payung Geulis
Payung merupakan
alat pelindung dari hujan dan panas sedangkan Geulis memiliki arti elok atau
molek sehingga Payung Geulis memiliki arti payung cantik yang bernilai estetis.
Terdapat dua motif payung geulis yaitu motif hias geometris berbentuk bangunan
yang lebih menonjol seperti garis lurus, lengkung dan patah-patah, dan motif
hias non geometris diambil dari bentuk alam seperti manusia, hewan dan tanaman.
5.
Makanan
a.
Tahu
Sumedang
Sesuai
dengan namanya, makanan ini merupakan makanan olahan tahu khas Sumedang yang
biasa dicampur dengan cabai, ataupun yang lainnya.
b.
Karedok
Merupakan
makanan khas daerah di Indonesia. Karedok dibuat dengan bahan-bahan sayuran
mentah antara lain; ketimun, tauge, kol, kacang panjang, daun kemangi, dan
terong. Sedangkan sausnya adalah bumbu kacang yang dibuat dari cabai merah,
bawang putih, kencur, kacang tanah, air asam, gula jawa, garam, dan terasi.
c.
Perkedel
Bondon
Perkedel kentang
yang dimasak atau digoreng di atas tungku api, dan bahan bakan untuk menyalakan
api/baranya menggunakan kayu atau arang. Mungkin cara memasaknya ini lah yang
membuat perkedel ini sangat nikmat disajikan panas panas dan dengan sambal saja
sudah cukup untuk menemani nasi sebagai lauk untuk bersantap.
d.
Gepuk
Gepuk adalah
makanan khas Jawa Barat yang terbuat dari daging sapi,terasa sedikit manis dan
gurih. Biasanya gepuk dibuat dengan daging sapi,yang diiris searah dengan serat
daging dan direbus setengah mateng, kemudian di pukul pukul hingga agak empuk.
Daging yang sudah empuk direndam kedalam bumbu yang dicampur dengan
santan.kemudian direbus kembali hingga air santan menyusut.Jika akan disajikan
gorenglah gepuk dengan sedikit minyak hingga kecokelatan dan angkat.Gepuk akan
lebih enak di santap dengan nasi hangat dan sambel yang kami sediakan.
e.
Colenak
Makanan khas
Sunda yag berikutnya dalah Colenak yang merupakan singkata dari dicocol enak
(Bahasa Sunda),merupakan makanan yang dibuat dari peuyeum (tape singkong) yang
dibakar kemudian disajikan dengan saus yang terbuat dari parutan kelapa dan
gula merah. Karena kandungan gula di dalam tape maka tape tersebut mudah
gosong, meski ini adalah bagian yang terenak bagi beberapa orang.
f.
Nasi Timbel
Merujuk kepada
cara memasak dengan membungkus nasi panas di dalam daun pisang. Panas nasi
menjadikan aroma daun pisang luruh dan menambah aroma nasi. Caranya hampir sama
dengan membuat lontong; ditekan, dipadatkan, dan digulung dengan daun pisang;
biasnya disajikan bersama beberapa pilihan lauk-pauk teman nasi seperti ayam,
bebek, atau merpati goreng, empal gepuk, jambal roti, tahu, tempe, sayur asem,
lalab dan sambal. Nasi timbel pada perkembangannya mengilhami resep nasi bakar.
g.
Cireng
Cireng
(singkatan dari aci goreng, bahasa Sunda untuk ‘tepung kanji goreng’) adalah
makanan ringan yang berasal dari daerah Sunda yang dibuat dengan cara
menggoreng campuran adonan yang berbahan utama tepung kanji. Makanan ringan ini
sangat populer di daerah Priangan, dan dijual dalam berbagai bentuk dan variasi
rasa. Makanan ini cukup terkenal pada era 80-an. Bahan makanan ini antara lain
terdiri dari tepung kanji, tepung terigu, air, merica bubuk, garam, bawang
putih, kedelai, daun bawang dan minyak goreng.
h.
Misro
Misro merupakan
makanan khas dari Jawa Barat. Terbuat dari parutan singkong yang bagian
dalamnya diisi dengan gula merah kemudian digoreng, karena itulah dinamai Misro
yang merupakan kependekan dari amis di jero (bahasa Sunda, artinya: manis di
dalam). Bentuknya bulat. Makanan ini enak disantap saat hangat.
Selain
itu ada pula : Surabi, Tahu Gejrot, Bala-bala, Cilok (aci dicolok = Bahasa
Sunda: "tepung sagu dicolok"), Cimol (bola sagu), Leupeut, Peuyeum
sampeu, Peuyeum ketan, Comro (oncom dijero = Bahasa Sunda: "oncom di
dalam"), Dodol Garut, Kolontong, Opak, Ranginang, Karedok, Batagor, Mie
Kocok, Lotek, Pisang Molen, Seblak, Tutut, Rujak Cuka, Wajit, Keripik Tempe,
Keripik Taleus, Asinan Bogor, Lapis Hejo, Kerupuk Udang, Terasi, Emping, Cileumbu,
Tauco, Kue Moci, Bika Ambon, Galendo, dll.
6.
Minuman
a.
Bajigur
Bajigur adalah
minuman hangat khas masyarakat Sunda dari daerah Jawa Barat, Indonesia. Bahan
utamanya adalah gula aren, dan santan. Untuk menambah kenikmatan dicampurkan
pula sedikit jahe, garam dan bubuk vanili. Minuman yang disajikan panas ini
biasa dijual dengan menggunakan gerobak yang menyertakan kompor. Bajigur paling
cocok diminum pada saat cuaca dingin dan basah sehabis hujan. Makanan yang
sering dihidangkan bersama bajigur adalah pisang rebus, ubi rebus, atau kacang
rebus.
b.
Es Goyobod
Goyobod adalah
minuman khas Priangan. Goyobod sendiri adalah tepung sagu aren yang diproses
seperti agar-agar. Dicampur macam-macam tambahan seperti sekoteng, alpukat,
yang dicampur dalam santan kelapa dan es serut dengan pemanis sirup gula dan
susu kental manis serta tambahan roti manis.
c.
Bandrek
Bandrek adalah
minuman tradisional orang Sunda dari Jawa Barat, Indonesia yang dikonsumsi
untuk menaikkan kehangatan tubuh. Minuman ini biasanya dihidangkan pada cuaca
dingin, seperti di kala hujan ataupun malam hari. Bahan dasar bandrék yang
paling penting adalah jahe dan gula merah, tapi daerah-daerah tertentu
menambahkan rempah-rempah tersendiri untuk memperkuat efek hangat yang
diberikan bandrék, seperti serai, merica, pandan, telur ayam kampung, dan
sebagainya. Susu juga dapat ditambahkan tergantung dari selera penyajian.
Banyak orang Indonesia percaya bahwa bandrék dapat menyembuhkan penyakit ringan
seperti sakit tenggorokan. Ada juga bandrék yang dikhususkan untuk orang dewasa
karena efek panasnya.
d.
Cendol
Cendol merupakan
minuman khas Indonesia yang terbuat dari tepung beras, disajikan dengan es
parut serta gula merah cair dan santan. Rasa minuman ini manis dan gurih. Di
daerah Sunda minuman ini dikenal dengan nama cendol sedangkan di Jawa Tengah
dikenal dengan nama es dawet. Berkembang kepercayaan populer dalam masyarakat
Indonesia bahwa istilah “cendol” mungkin sekali berasal dari kata “jendol”,
yang ditemukan dalam bahasa Sunda, Jawa dan Indonesia; hal ini merujuk sensasi
jendolan yang dirasakan ketika butiran cendol melalui mulut kala tengah meminum
es cendol.
e.
Es Lilin
Es yang juga
menjadi judul salah satu lagu sunda ini adalah es yang terbuat dari campuran
santan, gula dan susu. Sekarang varian es lilin ini sudah bermacam macam, ada
rasa strawberry, melon, bahkan leci.
f.
Es Dawet Cendol
Cendol merupakan
minuman khas Indonesia yang terbuat dari tepung beras, disajikan dengan es
parut serta gula merah cair dan santan. Rasa minuman ini manis dan gurih. Di
daerah Sunda minuman ini dikenal dengan nama cendol sedangkan di Jawa Tengah
dikenal dengan nama es dawet. Berkembang kepercayaan populer dalam masyarakat
Indonesia bahwa istilah “cendol” mungkin sekali berasal dari kata “jendol”,
yang ditemukan dalam bahasa Sunda, Jawa dan Indonesia; hal ini merujuk sensasi
jendolan yang dirasakan ketika butiran cendol melalui mulut kala tengah meminum
es cendol.
g.
Sekoteng
Sekoteng adalah
minuman asli Jawa Tengah berasa jahe yang biasa dihidangkan panas. Bahan lain
yang biasanya dicampur ke dalam minuman sekoteng adalah kacang hijau, kacang
tanah, pacar cina dan potongan roti. Sekoteng biasa dihidangkan pada malam
hari. Sekoteng biasanya dijual keliling dengan menggunakan gerobak pikul. Satu
sisi untuk panci air jahe beserta kompornya sedangkan sisi lain adalah tempat
bahan campuran dan tempat mempersiapkan sekoteng
Selain
itu ada pula : Es Teler, Lahang, Wedang Ronde, Cai Atah, Cai Teh, Es Cingcaw,
dll.
NAMA : NURLIA
NPM : 18214229
KELAS : 1EA07